Kamis, 27 Agustus 2009

Spotify, Idola Baru Layanan Musik Online


Dunia musik digital kini diramaikan oleh pendatang baru bernama Spotify. Layanan yang ditawarkan Spotify adalah streaming musik online seperti yang ditawarkan oleh Last.FM atau Pandora, namun dengan aplikasi menarik dan intuitif sekelas iTunes. Katalog musik yang ditawarkan mencapai 3.8 juta lagu dari berbagai jenis aliran musik.

Untuk mendengarkan lagu lewat Spotify, pengguna memiliki pilihan untuk menggunakan layanan gratis atau berbayar. Bila yang dipilih adalah layanan gratis, maka Spotify akan menyelipkan iklan tiap beberapa lagu, tetapi jika pengguna memilih untuk membayar 9.99 Euro atau sekitar Rp 140.000 per bulannya, maka ia bisa menikmati alunan lagu tanpa iklan dan dengan kualitas suara lebih baik.

Seperti di iTunes, pada Spotify kita bisa membuat dan menyimpan playlist sesuka kita. Spotify juga akan memberi rekomendasi artis atau band lain yang mungkin kita sukai, berdasarkan playlist yang kita buat atau band yang kita dengar. Karena layanan ini bersifat streaming atau aliran, lagu-lagu yang ada di Spotify tidak bisa disimpan ke hard disk kita, dan tidak bisa pula kita transfer ke pemutar musik digital portable.

Walau baru tersedia di negara-negara Eropa bagian barat, layanan ini telah menarik lebih dari 1 juta pengguna, dan juga menarik minat banyak pihak lain dari berbagai sisi dunia. Terhitung Mark Zuckerberg si "bocah ajaib" pendiri Facebook sudah menyatakan ketertarikannya dan menimbulkan spekulasi akan kemungkinan integrasi Spotify dengan Facebook. Saham Spotify juga baru saja dibeli sebagian oleh Li Ka-shing, konglomerat asal Hong Kong yang juga pemimpin grup perusahaan Hutchison Whampoa.

Bagaimana dengan di Indonesia? Memang hingga saat ini belum terdengar kabar akan masuknya layanan ini maupun layanan lainnya yang sejenis. Perlu diingat bahwa kelancaran layanan ini sangat bertumpu pada koneksi internet yang lancar dan stabil. Dan tentunya pun apabila Spotify ingin masuk ke sini, harga berlangganan harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi negara kita. Bagaimana dengan kamu, apakah tertarik apabila negara kita memiliki layanan musik digital seperti ini?

Sang Raja Pop Mati Terbunuh?


Drama kematian Michael Jackson, sang Raja Pop, memang belum menyurutkan perhatian dunia. Menurut penyelidikan terakhir dari koroner Los Angeles, hasil otopsi Jackson menunjukkan bahwa ia tewas akibat overdosis obat jenis propofol, lorazepam dan midazolam yang diberikan oleh Conrad Murray, dokter pribadi Jackson. Pihak yang berwajib pun kini mengarahkan penyelidikan pada kemungkinan penetapan Murray menjadi tersangka pembunuhan.

Obat propofol yang diberikan Murray kepada Jackson merupakan obat bius keras yang biasa digunakan untuk anestesi pada saat operasi medis. Obat itu diberikan untuk mengobati penyakit insomnia yang diderita si penghibur serbabisa selama enam minggu menjelang kematiannya. Walaupun dosis yang diberikan tidak dalam tingkat berbahaya, tapi bila dicampur dengan obat-obatan lain yang juga dikonsumsi Jackson dapat menimbulkan gangguan pernapasan yang dapat berujung fatal.

Jenazah Jackson sendiri sampai kini belum dikebumikan. Pada awalnya rencana pemakamannya akan dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2009, bertepatan dengan ulang tahun ke 50-nya, tapi kini diundur ke tanggal 3 Septemer. Upacara pemakamannya bersifat tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat.

Seperti diketahui, Michael Jackson sebenarnya telah dijadwalkan tampil dalam konser comebacknya yang tidak tanggung-tanggung akan digelar 50 kali mulai 8 Juli 2009 hingga 6 Maret 2010 di O2 Arena, London. Selepas batalnya konser tersebut, pihak promoternya yaitu AEG akan menayangkan film yang berisikan adegan latihan-latihan Jackson untuk konser tersebut, yang konon mendekati spektakulernya dengan konser itu sendiri. Film itu juga akan dilengkapi adegan di belakang layar persiapan konser dan wawancara dengan orang-orang yang terlibat.

Rabu, 26 Agustus 2009

Thanks for joining Free your Soul


Terima kasih buat teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi dalam kompetisi Free Your Soul 3. Pendaftaran sudah ditutup. Sekarang sedang dalam tahap penjurian. Keep your fingers cross guys..!! Semoga yang lolos memang yang terbaik.

Untuk pengumuman 10 finalis dari masing-masing region akan diumumkan pada pertengahan September ini. Dan buat calon finalis yang akan terpilih, selamat!! Kalian bisa main di event offair masing-masing regional. Tunjukin keahlian, lagu dan bakat. Jangan sampe kalah dengan yang lainnya. Nanti akan dinilai langsung oleh juri-juri yang terdiri dari : Eko Prabowo (perwakilan Yamaha), Abdee "Slank" Negara, Iyo "Pure Saturday" dan Noey "Java Jive / co-founder Peterpan dan Nidji.

Well, jangan sampe ketinggalan. Karena ini pasti akan menjadi salah satu event besar yang tidak hanya jadi ajang unjuk bakat bagi band-band yang lolos ke babak final region. Tapi juga akan ada hiburan dari band-band papan atas yang pasti akan menghibur. Eits, tapi bukan itu saja. Akan ada hadiah yang dibagi-bagikan bagi pengunjung yang dateng ke event Free Your Soul.

Dimana sih akan diadakannya..? Tetap kunjungi blog ini, atau cek di www.free-yoursoul.com, www.facebook.com/yamahafreeyoursoul dan www.twitter.com/FreeYourSoul3. Banyak banget yang bisa kamu dapetin. Jadi, jangan sampe ketinggalan ya.

"Buangan Amerika" Menghibur Hari Kemerdekaan Indonesia

Tepat pada 17 Agustus 2009 kemarin, di saat Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke 64, serombongan "buangan Amerika" datang menyatroni Istora Senayan, Jakarta. Walaupun mereka menyebut diri mereka buangan, bukan berarti mereka sampah lho. Mereka adalah The All-American Rejects, band rock dari Oklahoma, AS yang sudah menelurkan tiga album sejak tahun 2001.

Tujuh belas lagu mereka geber malam tadi, dan semuanya disambut meriah oleh penggemar mereka. Tapi sambutan paling meriah datang pada saat Tyson Ritter, vokalis mereka, menyampaikan "pidato kemerdekaan" a la AAR. Sesaat sebelum lagu terakhir berkumandang, Tyson berpesan bahwa kita semua tidak boleh takut kepada semua bentuk terorisme. Mereka tidak takut datang ke Jakarta walaupun kota ini baru saja tertimpa bencana bom, karena dengan mereka takut berarti menunjukkan pada teroris itu menang. Pidato itu diakhiri dengan teriakan "F*** THE TERRORISTS! I hope this gives you hell!" yang tentu saja langsung disambung dengan lagu hits mereka "Gives You Hell" yang juga menutup malam itu.

Show ini sepertinya sangat berkesan, tidak hanya bagi para penonton tapi juga para personil AAR sendiri. Di Twiternya, Mike Kennerty sang gitaris mencatatkan kegembiraan mereka dan keinginan untuk segera konser di sini lagi. Hal yang sama juga diungkapkan Nick Wheeler, gitaris sekaligus partner pendiri AAR. Lebih kerennya lagi, Tyson Ritter sampai menyempatkan diri membuat video the greatest show I've ever played in the history of my band". Wow. Beruntung banget deh buat kamu yang sempat nonton kemarin dan berteriak bareng Tyson: "MERDEKA!" untuk berterimakasih kepada para penonton Indonesia bahkan menyebut show semalam "

Dan Ancol Pun Bergoyang


Selama tiga malam tanggal 7, 8, dan 9 Agustus kemarin, Pantai Carnaval Ancol menjadi saksi gelaran akbar InterMusic Java Rockin' Land, yang bisa dibilang merupakan perhelatan rock internasional terbesar di Indonesia. Dua panggung raksasa plus 4 panggung lainnya berdiri megah di hamparan pasir Ancol.

Pada malam pertama, nama internasional yang diusung adalah Mêlée dan Vertical Horizon. Yang satu baru masih bisa dibilang muka baru, dan yang satu lagi muka yang sudah agak terlalu lama. Ditambah waktu Jumat malam yang kurang bersahabat untuk lalu lintas ibukota dan notabene masih hari kerja, tak heran kalau massa yang terkumpul tidak terlalu besar di malam itu. Beruntung band-band lokal yang tampil seperti Seringai, Koil dan Netral sudah punya massa loyal masing-masing.

Penonton baru bertumpah ruah di malam berikutnya. Tidak kurang dari 30,000 orang hadir dengan pancingan nama besar Mr Big. Deretan garda lokal yang tampil juga tidak main-main, seperti The S.I.G.I.T., /rif, Efek Rumah Kaca, The Adams, dan dedengkot band indie Pure Saturday. Dan kalau dari angkatan lama menunggu Mr Big, angkatan muda pun terwakili oleh Secondhand Serenade.

Dan ternyata yang ditunggu memang tidak salah; Mr Big masih sangat bisa dibilang BIG. Mulai dari nomor pembuka "Daddy, Brother, Lover, Little Boy" sampai ditutup dengan encore "To Be With You" dan "Colorado Bulldog", sambutan antusias diberikan oleh mereka yang tampak sudah rindu akan band senior ini.

Di hari terakhir festival ini, pesona magis Mew dan tema nostalgik Third Eye Blind menjadi jagoan. Panggung raksasa InterMusic dibuka oleh Slank di sore hari, sebuah pilihan jadwal yang jitu oleh panitia. Massa Slankers yang diberi pintu masuk khusus langsung terhibur puas dan dengan damai meninggalkan venue pertunjukan sehingga tidak menumpuk hingga malam hari. Slank pun memberi penampilan maksimal, dan sempat membawakan beberapa lagu-lagu lama yang ditulis ulang dalam Bahasa Inggris, sebagaimana terekam pada album mereka yang dirilis di Amerika Serikat, "Anthem For The Broken Hearted".

Setelah Slank tampil, rombongan penonton berusia muda pun langsung merangsek ke panggung utama. Walau masih lebih dari satu jam sebelum jadwal tampil, mereka bersiap untuk satu nama: MEW. Band Denmark ini memang jadi salah satu penyebab utama para penonton rela merogoh kocek dua ratus ribu rupiah dan jalan jauh ke Ancol. Dan harga tiket itu pun terbayar lunas begitu lima sosok personil band tersebut naik ke panggung. Ditemani permainan tata cahaya dan visual yang apik, Mew sungguh membuat iri karena merindukan adanya band lokal yang bisa sebaik mereka. Kualitas vokal prima Jonas Bjerre plus video animasi yang lahir dari tangannya sendiri menjadi titik prima penampilan mereka.

Koor plus histeria massal kerap terjadi pada nomor-nomor populer seperti "Special", "The Zookeper's Boy", "Am I Wry? No" dan pastinya lagu terakhir "Comforting Sounds". Megah, spektakuler, dan fantastis, mungkin tidak berlebihan bila disematkan pada penampilan mereka. Walau terasa minim komunikasi dengan penonton, Mew sukses membius puluhan ribu penggemarnya dengan suguhan telinga dan mata yang pasti akan terbayang sampai beberapa hari ke depan.

Situasi yang agak terbalik terjadi menjelang pukul 10 malam, saat Third Eye Blind (3eb) bersiap tampil. Pada saat mereka naik pentas, penonton yang kebanyakan mungkin sudah letih masih berjalan gontai menuju panggung utama sehingga tidak terjadi kehimpitan luar biasa seperti pada Mew sebelumnya. Namun pelan tapi pasti wilayah di depan panggung mulai memadat. Membuka dengan sebuah nomor instrumental bernafas techno, performa band yang berkibar pada akhir 90-an ini agak mengejutkan karena terasa kurang nyaman didengar. Suara khas Stephan Jenkins pun terdengar tidak prima pada beberapa lagu awal.

Beruntung Stephan memiliki kemampuan berkomunikasi yang tinggi, dan berulang kali melontarkan pujian terhadap negara ini dan penonton pada khususnya. Sebuah sikap yang disambut meriah oleh penikmat musik yang sempat skeptis setelah tragedi peledakan bom di Jakarta dua minggu yang lalu. Beruntung juga 3eb punya stok lagu lama yang masih sangat lengket di kuping penggemarnya, sehingga begitu "Jumper" dan "Motorcycle Drive By" mengalun, semua kekurangan mereka di panggung bagai termaafkan.

Setelah "Semi Charmed Life", para personil menghilang sejenak ke balik panggung, dan kemudian kembali untuk memberikan tribut ke almarhum Raja Pop Michael Jackson dengan memainkan lagu lawas "I Want You Back". Konser akhirnya ditutup dengan "How It's Going To Be" dengan disambut kembang api meriah, dan para personil band membungkuk hormat ke penonton sambil diiringi Stephan yang memainkan reprise lagu "Bonfire" dengan gitar akustiknya.

Pesta musik ini belum berakhir karena masih ada GIGI dan Superman Is Dead yang masing-masing memiliki porsi penonton tersendiri, dan tentu saja keduanya tampil habis-habisan sambil mencoba menguras energi pengunjung yang tersisa.

Dengan pengaturan jadwal yang terkontrol dengan baik, venue yang megah dan menarik, dan sederet penampil yang berkualitas, festival ini berjalan nyaris tanpa cela. Tidak salah kalau diharapkan di tahun-tahun ke depan festival ini bisa terselenggara lagi. Bukan tidak mungkin malah akan jadi sebuah event berskala internasional yang tidak hanya disaksikan pecinta musik dalam negeri, tapi juga mengundang minat mereka dari luar negeri. Bravo untuk Java Festival Production dan sederet sponsornya.

Indonesia Unite! Apa kontribusi kamu?


Awan kelabu kembali menggantung di bumi Indonesia pada Jumat lalu, 17 Juli 2009. Negeri yang baru saja sukses menggelar pesta demokrasinya dengan damai dan lancar diguncang oleh dua ledakan di hotel berkelas internasional, JW Marriott dan Ritz Carlton, di kawasan distrik bisnis Mega Kuningan.

Entah apa yang dituju dengan tindakan teror tersebut, yang jelas bangsa ini kembali terpukul. Kita bisa dibilang baru saja pulih dari semua ancaman yang pernah melanda. Negara-negara asing dan masyarakatnya sudah mulai percaya lagi untuk mengunjungi Indonesia. Bahkan tim sepakbola Manchester United sedianya akan berlaga pada hari Senin (20/7) kemarin. Apa mau dinyana, semua itu buyar karena aksi pengecut para teroris.

Reaksi pun spontan bermunculan, mulai dari Presiden kita yang memberikan pidato emosional, sampai suara rakyat jelata yang terdengar lewat situs jejaring sosial dunia maya. Salah satu yang sangat vokal muncul dari layanan jejaring sosial Twitter, di mana para penggunanya berteriak lantang dengan memunculkan slogan KAMI TIDAK TAKUT dan
Indonesia Unite Tujuannya, untuk menunjukkan bahwa walaupun digempur dari berbagai sisi, kita tetap bersatu dan bangga akan negara ini.

Ada banyak cara untuk menunjukkan bahwa bangsa ini masih tetap berdiri dan berprestasi, salah satunya adalah lewat musik. Beberapa gelaran musik internasional yang sudah dijadwalkan untuk bulan-bulan ke depan sudah dikonfirmasikan akan tetap berjalan sesuai rencana. Tentunya ini akan jadi langkah yang sangat berarti untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara teroris, bahwa negara kita adalah negara yang cinta damai dan juga negara yang sangat mengapresiasi seni.

Semangat Indonesia Unite ini juga bisa jadi semangat baru untuk pergelaran Yamaha Free Your Soul tahun ini, yang sudah memasuki tahun ketiganya. Kamu yang punya bakat bermusik bisa ikutan, dan jangan hanya bertujuan untuk jadi terkenal atau ngetop, tapi ada tujuan yang lebih mulia yaitu menunjukkan bahwa anak muda Indonesia adalah anak muda yang kreatif dan energetik. Musik adalah medium paling universal untuk menyampaikan berbagai pesan. Pesan apa lagi yang saat ini lebih layak disampaikan kepada dunia, selain Indonesia Unite!